Mentari mulai muncul dari pekatnya kabut yang menyelimuti. Aku termenung melihatnya, dan setelah beberapa saat, pandangan itu berubah menjadi semakin cerah, dan sang mentari semakin menunjukkan kehangatannya. Di samping tempatku berdiri, kulihat secarik kertas di atas meja. Kalimat pertama yang ku baca : “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya…”
Pisang akan manis bila matang pada waktunya, tapi bukan berarti pisang muda tidak enak, tidak indah. Pisang muda akan terasa enak saat dibuat menjadi makanan sejenis keripik, dengan rasanya yang gurih dan garing, akan membuat banyak orang menikmatinya.Kelapa akan menghasilkan santan pada saat kelapa itu tua, dan pada saat kelapa masih muda, atau yang biasa kita sebut kelapa muda, kesegaran air kelapa muda mampu menghilangkan rasa haus, dahaga. Dan hanya Tuhan yang bisa dan mampu membuat keindahan yang sempurna.
Aku terdiam, aku termangu, mengikuti alur perasaan dan pikiran yang bergerak kesana kemari. Mencoba merenung, memahami diri. Kemana gerangan aliran hidup ini akan mengantarkanku. Sering kali kumerasa kuatir, cemas akan hidup ini. Kegagalan demi kegagalan, rasa gamang, menyurutkan langkah ini.
Perjalanan hidup yang sedang kujalani, kegagalan demi kegagalan, itu adalah proses kehidupan yang harus dijalani, mungkin ini juga belum seberapa. Seperti kata ayah ku, ‘hidup harus siap diterpa badai serta gelombang’.
Harapan tidak akan pernah sirna. Perjalanan hidup ini adalah sebuah keindahan. Menaklukkan badai serta meniti gelombang adalah keindahan, yang harus kita gapai.
Dan… bila waktu telah mengantarkan pada harapan dan tujuan, maka itulah keindahan yang telah Tuhan janjikan.